Ketika fajar shiddiq datang mengintip
Ku terbangun dari tidur panjangku.
Teringat akan betapa cepatnya waktuku berlalu.
Tampa terasa habislah sudah semalam dari umurku.
Hari demi hari berlalu tampa selang.
Jampun berputar tiada hentinya.
Detikpun tak mau kalah mengejar lintasan busurnya
Merekapun bekerja sama mengurangi jatah duniaku.
Waktupun berjalan bagaikan anak panah yang terlepas.
Terlepas dari busur yang menguasai.
Tampa mengenal saat tuk kembali
Ketempat asal mula wujud berdiri.
Dalam diam ku bicara
Tentang saat yang begitu ku takuti
Yaitu disaat hidupku berada dalam matiku
Dan matiku berada dalam hidupku.
Begitu kata Al-Hallaj dalam baitnya.
Dengan lantang waktupun berujar
Wahai insan…
Betapa bodohnya engkau..
Kau tinggalkan aku dalam kesia-siaan.
Kau sakiti aku dengan memaksiati tuhanmu.
Kau tertawakan aku beserta teman-temanmu.
Tampa menyadari betapa malunya aku terhadap zat pemilikku
Tapi dengan tegar ku hadapi ini.
Dengan sisa-sisa kekuatan kuhadapi semuanya
Dengan memakan sisa umurmu
Makan dengan lahapnya,tampa peduli panjang pendeknya saatmu.
Wahai insan
Rasakanlah…
Kini detik sudah bertukar jadi menit
Menitpun berjalan membentuk jam
Jampun bertukar membentuk hari demi hari
Sekarang setahun sudah,masamu berkurang
Ku hanya bisa mengingatkanmu
Dengan dekatnya masamu
Pliharalah aku dengan kasih sayangmu
Supaya selamat dirimu dari azabNya.
Sesaat kemudian akupun terjaga
Dari kelalaian yang membelenggu
Dan akupun berucap..
Wahai Zat pemilik waktu
Hari ini telah Kau ingatkan aku betapa bodohnya diri ini
Yang telah membuang sebagian besar dari karunia waktuMu
Diri yang kotor ini bersimpuh dihadapanMu
Memohon belas kasihan dariMu.
Meminta seberkas sinar cahaya buat hatiku, tuk menyonsong hari esokku
Yang tentram sejahtera ketika menemuiMu
Terima kasih Tuhan atas waktu Mu…
Amien…..
Ku terbangun dari tidur panjangku.
Teringat akan betapa cepatnya waktuku berlalu.
Tampa terasa habislah sudah semalam dari umurku.
Hari demi hari berlalu tampa selang.
Jampun berputar tiada hentinya.
Detikpun tak mau kalah mengejar lintasan busurnya
Merekapun bekerja sama mengurangi jatah duniaku.
Waktupun berjalan bagaikan anak panah yang terlepas.
Terlepas dari busur yang menguasai.
Tampa mengenal saat tuk kembali
Ketempat asal mula wujud berdiri.
Dalam diam ku bicara
Tentang saat yang begitu ku takuti
Yaitu disaat hidupku berada dalam matiku
Dan matiku berada dalam hidupku.
Begitu kata Al-Hallaj dalam baitnya.
Dengan lantang waktupun berujar
Wahai insan…
Betapa bodohnya engkau..
Kau tinggalkan aku dalam kesia-siaan.
Kau sakiti aku dengan memaksiati tuhanmu.
Kau tertawakan aku beserta teman-temanmu.
Tampa menyadari betapa malunya aku terhadap zat pemilikku
Tapi dengan tegar ku hadapi ini.
Dengan sisa-sisa kekuatan kuhadapi semuanya
Dengan memakan sisa umurmu
Makan dengan lahapnya,tampa peduli panjang pendeknya saatmu.
Wahai insan
Rasakanlah…
Kini detik sudah bertukar jadi menit
Menitpun berjalan membentuk jam
Jampun bertukar membentuk hari demi hari
Sekarang setahun sudah,masamu berkurang
Ku hanya bisa mengingatkanmu
Dengan dekatnya masamu
Pliharalah aku dengan kasih sayangmu
Supaya selamat dirimu dari azabNya.
Sesaat kemudian akupun terjaga
Dari kelalaian yang membelenggu
Dan akupun berucap..
Wahai Zat pemilik waktu
Hari ini telah Kau ingatkan aku betapa bodohnya diri ini
Yang telah membuang sebagian besar dari karunia waktuMu
Diri yang kotor ini bersimpuh dihadapanMu
Memohon belas kasihan dariMu.
Meminta seberkas sinar cahaya buat hatiku, tuk menyonsong hari esokku
Yang tentram sejahtera ketika menemuiMu
Terima kasih Tuhan atas waktu Mu…
Amien…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon kritik dan sarannya.!