Halaqah Al-Qur'an |
Ada beberapa urgensi (dorongan/kepentingan) yang menyebabkan kita dianjurkan untuk Hifzul Qur-an. Diantaranya :
1. Menjaga kemutawatiran Al-Qur’an.
2. Meningkatkan kualitas ummat.
3. Menjaga terlaksananya sunnah-sunnah Rasulullah SAW.
4. Menjauhkan mukmin dari aktivitas yang laghwu ( tidak ada nilainya disisi Allah ).
5. Melestarikan budaya Salafush Shalih.
6. Menanamkan rasa cinta Tilawatil Qur’an sehingga menjadi kebiasaan.
7. Menggalakkan Lembaga-lembaga Al-Qur’an.
8. Menggalakkan acara-acara yang berhubungan dengan Al-Qur’an (Hifzil, Tilawah, dan sebagainya).
9. Memberikan motivasi dan semangat secara continue kepada yang memiliki bakat untuk menjadi Huffazh Al-Qur’an.
FADHAIL HIFZUL QUR’AN
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dan menjadikanya sebagai kitab yang sangat mulia. Sebagaimana firman Beliau dalam Surah Al-Waqiah ayat 77-78 yang berbunyi “Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia, Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh)”. Jadi wajar jika manusia yang berinteraksi dengannya menjadi sangat mulia, baik disisi manusia apalagi disisi Allah SWT di dunia dan di akhirat. Hadist shahiah yang mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memiliki interaksi dengan Al-Qur’an dalam bentuk belajar dan mengajar, merupakan kehormatan nabawi bagi para pecinta Al-Qur’an. Fadhail yang dijelaskan Allah dan Rasulnya bertujuan agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an khususnya untuk menghafalnya.
Diantara fadhail Hifzul Qur’an adalah sebagai berikut :
A. Fadhail di dunia.
1. Hifzul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah SWT.
2. Al-Qur’an menjanjikan berkah, kebaikan, dan kenikmatan bagi penghafalnya. Rasulullah SAW pernah bersabda “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya ”( HR. Bukhari dan Muslim ).
3. Seorang Huffazh Al-Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif Nabawi ( Penghargaan khusus dari Nabi SAW ). Rasulullah SAW pernah bersabda “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya”( HR.Muslim ).
4. Hifzul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu. Firman Allah dalam surah Al-Angkabut ayat 49 yang berbunyi “Sebenarnya Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim”.
5. Huffazh Al-Qur’an adalah keluarga Allah yang berada diatas bumi.
6. Menghormati seorang Huffazh Al-Qur’an berarti mengangungkan Allah. Sebagaimana tersebut dalam Hadist riwayat Abu Daud yang artinya “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orangtua yang muslim, penghafal Al-Qur’an yang tidak melampaui batas (didalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (tidak enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil".
B. Fadhail Akhirat.
Adapun fadhail Hifzul Qur’an yang dijanjikan di akhirat nanti sebagai berikut :
1. Al-Qur’an akan menjadi penolong (syafaat) bagi para penghafal. Sabda Rasulullah SAW dari Abi Umamah r.a ia berkata, aku mendengar Rasullullah SAW bersabda “ bacalah olehmu Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya). (HR.Muslim).
2. Hifzul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di Surga.
3. Para penghafal Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat. Sabda Rasululllah SAW “Dan perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat”( HR.Muttafaq Alaih).
4. Bagi para penghafal Al-Qur’an, kehormatan berupa Tajul Karomah (Mahkota penghormatan). Sabda Rasulullah SAW Riwayat Thabrani yang berbunyi “ Mereka akan dipanggil dimana orang-orang tidak terlena oleh mengembala kambing dari membaca kitabku ? Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. Jika kedua orangtuanya seorang muslim, maka keduanya diberi pakaian yang lebih bagus dari dunia dan seisinya. Kedua orangtuanya akan mengatakan “ Bagaimana kami bisa mendapatkan ini ? Maka akan dijawab “Ini karena anakmu berdua membaca Al-Qur’an” ( HR. Thabrani ).
5. Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi. Firman Allah SWT dalam Surah Fathir ayat 29-30 yang berbunyi “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.
6. Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
PERSIAPAN DAN CARA MENGHAFAL AL-QUR’AN
Modal paling utama dalam rangka persiapan dan untuk memulai menghafal Al-Qur’an adalah semangat yang bulat dan doa yang banyak serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak taat dan menjauhi maksiat padanya. Pepatah Arab mengatakan “ Apabila azam sudah bulat jelaslah jalan untuk menuju cita-cita “.
Al-Qur’an adalah kitab Haraqi, artinya kitab yang selalu mengajak manusia berkreatifitas.
Ada beberapa sikap mental yang harus ditanamkan bagi penghafal Al-Qur’an :
1. Merasakan keagungan Al-Qur’an. Firman Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 23 yang berbunyi “Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun”.
2. Memiliki Ihtimam ( perhatian ) terhadap Al-Qur’an.
3. Pandai mengatur waktu.
4. Tabah menghadapi masyadad ( kesulitan ) menghafal.
TEKNIK MENGHAFAL AL-QUR’AN
Ada beberapa teknik menghafal Al-Qur’an yang sering dilakukan oleh para penghafal,diantaranya :
1. Teknik memahami ayat-ayat yang akan dihafal.
2. Teknik mengulang-ulang ayat sebelum menghafal.
3. Teknik mendengarkan ayat sebelum menghafal.
4. Teknik menulis ayat sebelum menghafal.
KEGIATAN PENUNJANG MENGHAFAL AL-QUR’AN
Menghafal Al-Qur’an berbeda dengan menghafal buku atau kamus, untuk menjadi Huffazh Al-Qur’an 30 juz tidaklah suatu usaha yang mudah, namun tidak sulit jika betul-betul khusyu’ dalam menghafalnya. Berikut sarana-sarana yang menunjang seseorang agar dapat serius dan mudah untuk menghafal Al-Qur’an :
1. Bergaul dengan orang yang sedang atau sudah hafal Al-Qur’an.
2. Mendengarkan bacaan Hafizh Al-Qur’an.
3. Mengulang hafalan dengan orang lain.
4. Mengikuti Musabaqah Hifzil Qur’an.
5. Selalu membacanya dalam shalat.
PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN
A. Problematika Dakhliyah ( Internal ).
1. Cinta dunia dan terlalu sibuk dengannya.
2. Tidak dapat merasakan kenikmatan Al-Qur’an.
3. Hati yang kotor dan terlalu banyak maksiat.
Usman bin Affan pernah berkata “Andaikata hati itu suci, ia tidak akan pernah puas dengan Al-Qur’an”. Dan Imam Adh-Dhahaq mengatakan “Tidaklah seseorang itu mempelajari Al-Qur’an kemudian ia lupa, kecuali disebabkan oleh dosa yang telah diperbuatnya”.
4. Tidak sabar, pemalas dan berputus asa.
Problematika para penghafal ini antara lain :
a. Lupa atau sudah tidak berminat lagi terhadap tujuan dan fadhail-fadhail menghafal A-Qur’an.
b. Tidak siap untuk bekerja keras.
c. Lemahnya taqarrub kepada Allah.
d. Terpengaruh oleh lingkungan.
e. Semangat dan keinginan yang lemah.
f. Niat yang tidak ikhlash.
g. Lupa.
B. Problematika Kharijiyah ( Eksternal ).
Diantaranya :
1. Tidak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.
2. Tidak mampu mengatur waktu.
3. Tidak mampu membedakan Tasyabahul ayat ( ayat-ayat yang mirip dengan yang lain ).
4. Pengulangan yang sedikit.
5. Belum memasyarakat.
6. Tidak ada Muwajjih ( Pembimbing ).
ADAB BAGI PENGHAFAL AL-QUR’AN
Ada beberapa adab hafizh Al-Qur’an.
1. Selalu menjaga keikhlasan karena Allah dan menjaga diri dari sifat Riya.
2. Harus selalu mutamayyiz dari orang lain, menjaga diri dari laghwu dan selalu bersegera dalam melakukan ketaatan kepada Allah.
3. Jangan mencari popularitas atau berniat menjadikannya sebagai sarana mencari nafkah.
4. Jangan merasa diri lebih baik daripada orang lain, namun selalu berusaha.
5. Jangan berniat mencari imbalan duniawi dari Al-Qur’an.
6. Jangan berniat menjadikanya sebagai alat untuk meminta kepada manusia.
7. Berhati-hati dari sifat orang munafik.
8. Berhati-hati dari tergelincir kepada maksiat ( Fasiq ).
9. Banyak-banyak berdoa kepada Allah agar Al-Qur’an menuntunnya kejalan yang lurus sehingga mendapatkan redho dan surga dari Allah SWT.
10. Selalu bersama Al-Qur’an sampai menghadap Allah SWT.
Wallahu A'lam.
(Note : Catatan ini ditulis ulang dan dikutip secara keseluruhan dari tulisan Ustadzah Syukriati al-Hafizhoh SPd.I)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon kritik dan sarannya.!