Menarik ketika menerangkan hadis tentang sifat-sifat sorga dari
kitab Sunan al-Tirmidzi, salah seorang senior yang juga dosen tetap Pesantren Darussunnah
Jakarta yang bernama Ust Andi Rahman berpanjang kalam dalam menjelaskan sebuah
hadis dalam bab tersebut. Apakah bunyi hadis yang dimaksud.? Yaitu ada 3
golongan yang mana apabila mereka berdoa, maka doanya tidak akan ditolak (atau
dalam kata lain pasti diterima), yaitu doa seorang imam yang adil, doa
seseorang yang berpuasa di tengah orang-orang yang berbuka (tidak berpuasa), dan
doa orang yang terzalimi (hadis ke-2526).
Adapun dua poin yang pertama yaitu doa imam yang adil dengan doa
orang yang berpuasa beliau jelaskan sekedarnya saja. Selain keterangannya lumayan
gampang, keduanya juga telah sering disyarah oleh beberapa orang dosen lain
selain Ust Andi, seperti Pak Yai Ali Mustafa Ya’qub, Ust Rozi, ataupun Ust
Shofin (semuanya adalah guru besar Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah,
Jakarta). Pertanyaannya sekarang adalah apa poin yang menarik dari keterangan
beliau mengenai poin ke-3 tersebut.? Begini ceritanya.
“Termasuk juga kedalam golongan orang yang terzolimi teman-teman
kalian yang jadi bahan ledekan setiap kali kalian bertemu dengannya, baik di
kampus, di kamar, di asrama atau di manapun kalian bertemu” kata beliau.
Dengan sedikit senyuman serta rasa ketertarikan, saya dengarkan keterangan
beliau sampai akhir. Namun pada intinya, beliau melarang kami untuk melakukan
hal seperti itu. Kerena selain akan menyebabkan sakitnya hati teman yang diledek
walaupun ketika itu ia tersenyum, tapi juga akan membuat hilangnya harga diri
yang bersangkutan akibat sering diejek dan dihina seperti itu.
Hal ini kelihatannya sepele, namun berpengaruh besar terhadap ukhuwah
islamiyah antara mereka yang meledek dengan teman yang diledek. Pada
dasarnya seorang manusia, siapapun dia tidak akan senang kalau harga dirinya
direndahkan oleh orang lain dengan ejekan atau kata-kata jelek lainnya, apalagi
kalau hal itu dilakukan di depan umum. Hal itu akan lebih berakibat fatal lagi
terhadap oknum yang diejek. Karena dia bisa saja kehilangan kepercayaan diri di
depan orang lain akibat merasa bahwa dirinya seolah-olah seperti apa yang
diasumsikan oleh sang pengejek, padahal sebenarnya itu hanyalah perasaan dia
semata.
Bisa dibayangkan kalau hal ini terus berlanjut, bisa saja yang
bersangkutan akan menutup diri dari masyarakat serta tidak mau bertindak
ataupun eksis dihadapan teman-temannya, karena khawatir kalau-kalau ejekan yang
serupa akan dilontarkan kembali kepadanya. Begitu besarnya akibat yang
ditimbulkan oleh hal kecil ini, maka wajar kiranya orang-orang yang menjadi
korban ejekan ini digolongkan kepada mereka yang teraniaya. Sehingga benang
merah dari persoalan ini adalah apabila mereka berdoa, maka InsyaAllah akan
langsung dikabulkan oleh Allah SWT. Masih bagus apabila dia berdoa dengan doa
yang baik-baik, namun apabila dia mendoakan sang pengejek dengan doa yang jelek
dan itu dikabulkan, maka bisa dibayangkan apa yang akan terjadi setelah itu.
Memang benar tidak semua orang seperti itu. Dalam kata lain tidak
semua orang yang menjadikan ejekan itu sebagai sesuatu yang penting. Banyak
juga di antara mereka yang memandang sebelah mata ejekan temannya terhadapnya.
Sehingga sejelek apapun kata-kata yang dilontarkan kepadanya dia akan tetap
menghadapinya dengan senyuman dan terkadang membalasnya dengan kata-kata yang
lebih parah dari apa yang dilontarkan kepadanya. Hal ini walaupun tidak akan
berakibat fatal seperti kasus yang pertama, akan tetapi tetap saja menimbulkan
image yang kurang bagus tatkala didengar telinga. Apalagi kalau mereka yang membiasakan
hal itu adalah seorang santri atau mahasantri sebuah pondok pesantren yang
setiap harinya mempelajari ilmu-ilmu keagamaan.
Memang Islam adalah agama yang sangat menjaga nama baik dan harga
diri seseorang manusia. Sehingga dia mengharamkan segala sesuatu yang
berpotensi merusak harga diri seseorang. Termasuk ke dalamnya pengharaman qazf
(menuduh orang lain berbuat zina dengan tanpa bukti dan saksi), begitu juga
dengan panggilan ibn zina kepada seseorang dengan serampangan, serta
mengejek mereka dengan kata-kata yang tidak sedap di telinga. Sehingga salah
apabila ada oknum yang menuduh Islam sebagai agama yang tidak beradab misalnya,
agama penjajah, agama teroris, dan ungkapan-ungkapan jelek lainnya. Karena
tidak satupun ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk berbuat seperti
itu.
Adapun kerusakan-kerusakan yang dilakukan oleh sebagian orang yang
tidak bertanggungjawab serta menisbahkan diri mereka kepada Islam akhir-akhir
ini, maka bukanlah bagian dari Islam. Akan tetapi itu hanyalah oknum yang
mengaku beragama Islam, namun mereka tidak paham sedikitpun perihal Islam itu
sendiri. Sehingga mereka melakukan hal-hal yang konyol seperti bom bunuh diri
misalnya, meledakkan bom di tempat-tempat umum, dan perbuatan bobrok lainnya.
Karena sekali lagi Islam tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu. Akhlak
dan tatakrama adalah pondasi kejayaan Islam dari dulu hingga saat ini dan akan
berlanjut hingga datangnya hari kiamat kelak. InsyaAllah. Semoga bermanfaat..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon kritik dan sarannya.!