Diceritakan oleh Ali
ibn al-Fudhoil, "Suatu hari ayahku bertemu dengan Ibn al-Mubarak di
sebuah pintu mesjid yg bernama Bani Syaibah".
Lalu Ibn al-Mubarak berujar, "Wahai Abu Ali (Fudhoil), mari kita ke mesjid untuk berdiskusi sejenak!".
Lantas ayahku menjawab, "Jika kita berdiskusi di masjid nantinya,
bukankah Anda akan menceritakan hal-hal unik dari apa yang Anda ketahui
sebagaimana saya juga menceritakan hal-hal unik dari apa yang saya
ketahui kepada Anda.? (Sy khawatir kita akan terjebak dengan riya dengan
pengetahuan kita masing-masing)".
Ibn al-Mubarak menjawab, "Tentu".
Akhirnya keduanya tidak jadi ke mesjid lalu pulang ke tempat masing-masing.
Abu Sulayman al-Khatthabi menjelaskan, "Al-Fudhail tidak suka berpura-pura dan khawatir akan riya (ketika berdiskusi).
Hal ini juga terungkap dari perkataan Fudhail sendiri, "Sungguh,
bertemu dengan setan lebih baik bagi seorang qari (ahli al-Qur'an)
ketimbang bertemu dengan temannya yang sesama qari".
Diterjemahkan langsung dari Kitab Alfu Qishshah wa Qishshah karya Hani al-Hajj.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon kritik dan sarannya.!