Hikayat Ustadzina Syamsu Kamal

Ust Syamsu Kamal
A’nn Al-Ustaadzina Syamsu Kamal rahimahullaahu a’nhu annahu Qaala :
Pada zaman dahulu ada seekor kucing tua yang mempunyai 2 orang anak. Anak yang pertama bernama si Hitam dan anak yang kedua bernama si Putih. Ketiga kucing itu hidup bersama dalam sebuah rumah yang bermajikan seorang tuan yang sangat baik. Nah pada suatu malam si Kucing Tua yang sudah mulai sakit-sakitan itu berwasiat kepada 2 ekor anaknya dengan beberapa wasiat, karena si kucing tua itu mempunyai firasat bahwa ia tak akan lama lagi hidup didunia.

Untuk menunaikan seluruh tanggungjawabnya sebagai seorang ibu, maka si Kucing Tua pun mulai bertutur “wahai anak2ku, mungkin ibu tidak akan lama lagi hidup didunia ini, mengingat umur ibu yang sudah tidak muda lagi, maka pada malam ini ibu ingin menyampaikan beberapa hal kepada kalian yang mungkin akan bermanfaat untuk hidup kalian setelah ibu kelak tiada, wahai anak2ku, kita dilahirkan kedunia ini sebagai seekor kucing yang kebanyakan diantara jenis kita bertugas dirumah-rumah untuk membasmi tikus-tikus yang menjadi musuh manusia. Kita berbeda dengan kerbau yang dipelihara manusia diluar rumah dan mendatangkan hasil yang lebih dari segi ekonomi buat mereka. Nah untuk itu ibu berpesan kepada kalian supaya kalian menjadi kucing yang baik dan menjadi kebanggaan dari majikan kalian”. Sampai disini kedua anak kucing mendengarkan titah ibunya dengan serius.

Setelah malam semakin larut jua, si ibupun terus bertitah yang akhirnya sampai pada pesan terakhir. “Wahai anak2ku, kalau kalian ingin disayangi oleh majikan kalian maka kalian harus rajin menangkap tikus dirumah majikan kalian”, namun sayang ketika si ibu mengatakan hal itu, si Hitam ( salah seorang anak si Kucing Tua ) tertidur dan ia pun dibangunkan oleh saudaranya si Putih pas ketika si Ibu mengatakan “tapi jangan kalian menghabiskan tikus itu sekaligus dalam satu malam, karena kalau kalian habiskan sekaligus, maka manusia tidak akan membutuhkan jasa kalian lagi” kata si ibu. Maka si Putih yang mendengar titah ibunya dari awal mengangguk2 mengerti dengan apa yang dikatakan ibunya. Namun si Hitam karena ia tertidur ia pun menyangka bahwa titah ibunya hanya sebatas apa yang ia dengar pas ia terbangun saja.

Beberapa hari setelah itu, si Kucing tuapun wafat ( Innaalillaahi wainnaa ilaihi raajiu’n ) dan kedua anaknya pergi mengembara mencari penghidupan mereka masing-masing. Namun karena kondisi yang menghendaki akhirnya kedua kucing itupun berpisah, si Hitam pergi kearah timur dan si Putih pergi kearah barat. Setelah beberapa hari berjalan, akhirnya masing-masing dari mereka menemukan majikan yang mau memelihara mereka. Merekapun tinggal dengan majikan masing-masing dengan tugas membasmi tikus dikediaman masing-masing.

Setelah beberapa hari dirumah majikan baru mereka, merekapun mulai beraksi memerangi para tikus yang ada di rumah tsb. Pada awal dinasnya si Putih ( salah seorang anak si Kucing Tua) teringat akan pesan dari ibunya bahwa ia tidak boleh menghabiskan semua tikus yang ada dirumah tempat tinggalnya dalam satu malam, karena kalau ia habiskan maka jasanya tidak akan dibutuhkan manusia lagi dan akhirnya dia akan diusir dari rumah tempat tinggalnya, maka iapun melaksanakan nasehat itu dengan sebaik-baiknya.

Lain halnya dengan si Hitam ( anak si Kucing Tua yang tertidur pada saat ibunya berwasiat ), ia juga mengingat pesan ibunya tapi dengan pemahaman yang berbeda dengan si Putih yaitu ia menangkap tikus yang ada, lalu tikus itu ia makan namun ia tinggalkan bagian kepala dari tikus tersebut dan ia tarok dibawah kolom lemari majikannya, dengan asumsi ibunya melarangnya menghabiskan tikus itu semuanya dalam satu malam, maka ia sisakanlah kepala tikus itu. Selang beberapa hari kemudian, majikan si Hitam mencium bau yang tidak mengenakkan dari kolom lemarinya, akhirnya setelah ia cari-cari rupanya ada puluhan kepala tikus yang sudah membusuk berada di bawah lemari tersebut dan majikan si Hitampun naik pitam karena tak tahan lagi melihat semua itu. Ia berkeyakinan bahwa semua itu adalah kerjaan si Hitam. Akhirnya si Hitampun diusir dari rumah tersebut dan tidak makan-makan beberapa hari lantaran tidak mempunyai stok untuk perbekalan. Akhirnya ia menjadi kurus kering bahkan hampir menemui ajalnya.

Hal ini kontras sekali dengan keadaan si Putih yang gemuk dan dimanjakan oleh majikannya, karena sikapnya yang baik dan rapi dalam mengerjakan tugas2nya sebagai pembasmi tikus dirumah itu. Beberapa hari setelah itu si Putih berjalan-jalan keluar rumah untuk refreshing melepas kepenatan dalam bertugas. Tak jauh dari suatu persimpangan tempat si Putih duduk-duduk, ia melihat sesosok kucing hitam tua yang kurus kering dan kurapan tersandar lemah disamping tong sampah. Ia terkejut ketika ia menemuinya, rupanya kucing hitam tua itu adalah si Hitam saudaranya yang telah ia tinggalkan beberapa tahun silam. Setelah bercerita panjang lebar tentang perjalanan hidup masing-masing.

Akhirnya si Putih pun tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita si Hitam yang telah diusir majikannya lantaran menyisakan kepala tikus dibawah kolong lemari majikannya, lalu ia berkata kepada si Hitam “itu makanya Tam, kamu jangan tidur saat ibu sedang berbicara, karena kamu akan salah paham terhadap apa yang beliau katakan seperti yang telah kau alami..hehehe..akhirnya si Putihpun mengajak si Hitam untuk tinggal ditempatnya dan senantiasa mengingatkannya agar jangan tidur apabila sedang mengikuti pelajaran dari siapapun termasuk guru kita sendiri..hehehe.
Sekian…semoga bermanfaat.

1 komentar:

  1. Thаnks for sharіng suсh a fаstidiοus thought, parаgraph is pleasant, thats
    whу i haѵe гeаd it completеly

    Mу ρаge - V2 Cig Review
    my website - V2 cigs Review

    BalasHapus

Mohon kritik dan sarannya.!

صاحب الكتابة

Foto saya
Bukittinggi, Agam, Indonesia
Seorang pelajar yang tengah berkontemplasi dalam pencarian jatidiri dan ilmu pengetahuan, walau hingga saat ini ilmu yang dia harapkan terasa masih dangkal dan jauh dari kesempurnaan. Dia lahir pada hari Kamis pagi, tanggal 22 Februari 1990 atau bertepatan dengan 26 Rajab 1410 Hijriah. Diberi nama dengan Yunal Isra bin Syamsul Bahri dan biasa dipanggil dengan sebutan Yunal/Isra/Inal. Pendidikan pertama yang pernah dijalaninya adalah Pendidikan TK pada tahun 1996, kemudian dilanjutkan ke SD 01 Baso dan tamat pada tahun 2002. Setelah itu memutuskan untuk fokus mendalami ilmu-ilmu keislaman di MTI Canduang dan tamat pada tahun 2009. Setahun kemudian ia meneruskan petualangan intelektualnya di program S1 Fakultas Dirasah Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah dan Darus-Sunnah International Institute For Hadith Sciences Jakarta. Berharap semoga bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk manusia lain dan diredoi orang tua dan tuhannya, amien.! Fokus kajiannya sekarang "al-Muhaafazhah A'la al-Qadiimi al-Shaalih, wa al-Akhdzu bi al-Jadiidi al-Ashlah".

Terima kasih atas kunjungannya.........!!!!!!

نحمدك اللهم منزل الآيات تبصرة لأولى الألباب ورافع الدلالات عبرة لتزيل بها عن القلوب الحجاب ونشكرك شرعت الحلال والحرام وأنزلت الكتاب وجعلته هدى لكل خير يرام ونصلى ونسلم على سيدنا محمد المؤيد من الله بأجلى النيرات والساطع نوره في أفق الهداية بما يزيح الريب والمدلهمات وعلى آله خير آل وأصحابه ومن لهم مقتف أوموال