Apakah Setiap Hadis Sahih Otomatis Diamalkan dan Hadis Sahih Otomatis Ditolak.?

Di antara sebab munculnya nalar sering mentabdi' (membid'ahkan) dari sebagian kawan kita dari kalangan "ashabul yamin" itu adalah adanya keyakinan bahwa setiap hadis sahih mesti diamalkan dan setiap hadis dhoif mesti ditolak.
Padahal dalam kenyataannya, satu hadis, sekalipun dia berderajat sahih, ataupun bahkan satu ayat, sekalipun ia berstatus mutawatir, tidak bisa langsung diamalkan sebelum mengkomparasikannya dengan hadis ataupun ayat lain.
Bisa saja satu ayat yang bersifat mutawatir itu atau sebuah hadis yang berstatus shahih itu ditakhsis (dikhususkan maknanya) oleh ayat atau hadis lain yang mempunyai dalalah yang lebih spesifik.
Atau bisa saja ayat atau hadis shahih tersebut ditaqyid (dikait) bentuk kemutlakannya oleh ayat atau hadis lain yang lebih kongkrit.
Atau bisa juga ayat atau hadis sahih tersebut ditabyin (dijelaskan) bentuk kemujmalannya oleh ayat atau hadis lain yang lebih jelas.
Atau bisa juga ayat atau hadis tersebut telah dinasakh (dihapuskan) pemberlakuannya oleh ayat atau hadis lain karena mempertimbangkan sisi kemaslahatannya.
Atau bisa juga ayat atau hadis tersebut dimarjuhkan (dikalahkan) sisi penerapannya karena keberadaan ayat atau hadis lain yang lebih rajih (kuat), dll.
======================

Sebaliknya bisa saja hadis dhoif tadi diperkuat statusnya oleh hadis dhoif lain yang punya derajat yang sama atau lebih kuat darinya.
Atau bisa juga hadis dhoif tersebut tingkat kedhoifannya tidak terlalu parah sehingga tetap bisa diamalkan sebagai fadhoilul a'mal sebagaimana dijelaskan oleh oleh Imam Nawawi dan banyak ulama lainnya.
Atau bisa juga hadis dhoif itu diamalkan karena mayoritas ulama mengamalkannya sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam al-Tirmidzi, Sayyid Muhammad, dan banyak ulama lainnya.
Atau bisa juga hadis dhoif itu mempunyai semangat atau spirit yang sama dengan tujuan-tujuan dasar syariat (sebut maqashidus syariah) sehingga pada akhirnya masih bisa diamalkan.
Pendeknya jangan membaca kasus apapun dalam agama ini hanya dengan modal satu dalil saja, insyaAllah selamat dan maslahat.
===================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon kritik dan sarannya.!

صاحب الكتابة

Foto saya
Bukittinggi, Agam, Indonesia
Seorang pelajar yang tengah berkontemplasi dalam pencarian jatidiri dan ilmu pengetahuan, walau hingga saat ini ilmu yang dia harapkan terasa masih dangkal dan jauh dari kesempurnaan. Dia lahir pada hari Kamis pagi, tanggal 22 Februari 1990 atau bertepatan dengan 26 Rajab 1410 Hijriah. Diberi nama dengan Yunal Isra bin Syamsul Bahri dan biasa dipanggil dengan sebutan Yunal/Isra/Inal. Pendidikan pertama yang pernah dijalaninya adalah Pendidikan TK pada tahun 1996, kemudian dilanjutkan ke SD 01 Baso dan tamat pada tahun 2002. Setelah itu memutuskan untuk fokus mendalami ilmu-ilmu keislaman di MTI Canduang dan tamat pada tahun 2009. Setahun kemudian ia meneruskan petualangan intelektualnya di program S1 Fakultas Dirasah Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah dan Darus-Sunnah International Institute For Hadith Sciences Jakarta. Berharap semoga bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk manusia lain dan diredoi orang tua dan tuhannya, amien.! Fokus kajiannya sekarang "al-Muhaafazhah A'la al-Qadiimi al-Shaalih, wa al-Akhdzu bi al-Jadiidi al-Ashlah".

Terima kasih atas kunjungannya.........!!!!!!

نحمدك اللهم منزل الآيات تبصرة لأولى الألباب ورافع الدلالات عبرة لتزيل بها عن القلوب الحجاب ونشكرك شرعت الحلال والحرام وأنزلت الكتاب وجعلته هدى لكل خير يرام ونصلى ونسلم على سيدنا محمد المؤيد من الله بأجلى النيرات والساطع نوره في أفق الهداية بما يزيح الريب والمدلهمات وعلى آله خير آل وأصحابه ومن لهم مقتف أوموال